Dari Balik Kaca (I)

rangkaian kata by : Intan Khairunisa (my beloved sister)

“Intan mau pilih yang mana?” tanya ibuku dengan senyum yang begitu tulus.

“Ini saja, Intan suka gambarnya, Bu”, jawabku dengan riang.

Itu sedikit perbincanganku dengan ibuku di sebuah toko buku di salah satu pusat perbelanjaan di kota Tegal. Ya, saat itu aku sedang jalan-jalan, hanya berdua dengan ibu, dan ibuku mengajakku ke toko buku. Mungkin itulah kali pertamanya aku masuk ke sebuah toko buku, yang membuatku takjub karena di dalamnya terdapat banyak sekali buku. Saat itu aku baru bisa atau lebih tepatnya lancar membaca, dan ibuku berniat membelikan aku buku cerita. Aku memilih buku yang berjudul Heidi dan satunya aku tidak ingat judulnya, yang jelas, buku Heidi itu sangat colorful sedangkan yang satunya hanya penuh warna di bagian sampulnya saja.

Sesampainya di rumah, aku bergegas membuka buku cerita Heidi, membacanya dengan perlahan tetapi pasti, juga mengamati gambar-gambarnya yang menurutku sangat indah. Aku sangat menyukai buku itu. Yang aku pikirkan saat itu adalah aku ingin menunjukkannya kepada teman-temanku dan mengajak mereka untuk membacanya bersama-sama. Akan tetapi, pada saat itu teman-temanku belum begitu mahir membaca, sehingga aku memutuskan untuk mengajak mereka membaca cerita Heidi itu nanti, pada saat yang tepat ketika mereka benar-benar sudah mahir membaca. Aku sempat terkejut ketika ada sebuah halaman di buku itu yang menunjukkan cara berdoa orang nasrani. Ya, tokoh dalam buku itu ternyata bukan muslim. Aku pun menanyakannya pada ibuku, “Ini gambar apa, Bu? Kok berdoanya berbeda dengan kita?” Ibuku ternyata juga terkejut melihat gambar itu, karena pada saat membeli, buku itu tersegel rapi sehingga ibu tidak dapat mengecek isinya terlebih dahulu. Ibu lantas memberi pengertian bahwa kita muslim, dan tokoh dalam cerita itu beragama kristen. Kita berbeda dengan mereka, tetapi kita juga harus menghormati mereka. Ya, aku mengerti perbedaan itu.

Meskipun begitu, aku tetap menyukai buku Heidi. Aku selalu membawanya kemana-mana, hingga ke tempat tidur. Buku itu pun masih kusimpan hingga saat ini. Ceritanya sangat menarik. Intinya, Heidi, seorang gadis kecil penggembala kambing, mampu memberi motivasi kepada seorang remaja yang kakinya lumpuh dan tak dapat berjalan. Heidi memberi semangat kepada remaja itu untuk tidak berputus asa, dan singkat cerita, remaja itu pun dapat berjalan kembali dengan kedua kakinya. Siang dan malam aku tak bosan membaca cerita Heidi, juga mengamati gambarnya. Sejak saat itu, kebiasaan buruk sering kulakukan. Ya, aku sering membaca buku-buku ceritaku sambil tiduran. Kala itu aku belum memakai kacamata. Ya, belum memakai kacamata.

Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan, aku naik ke kelas 2 SD. Di awal kelas 2, aku belum merasakan perbedaan yang berarti dalam penglihatanku. Semua yang ada di sekelilingku masih terlihat begitu jelas, tanpa harus memakai kacamata. Seiring berjalannya waktu, menjelang kenaikan kelas, guruku mengadakan ulangan harian, entah ulangan pelajaran apa, aku tidak begitu ingat. Aku dan teman-temanku pun belajar maksimal dengan harapan dapat mengerjakan ulangan itu dengan baik. Namun, semua tak berjalan lancar. Pada saat ulangan, aku kebagian tempat duduk di pojok paling belakang. Lonceng besar di depan ruang guru itu pun berbunyi. Anak-anak kecil berseragam merah putih yang tak lain adalah kawan-kawanku, siswa-siswi SD N Kepandean 3, berlarian menuju kelas mereka masing-masing. Guruku, Bu Asih namanya, masuk ke kelasku, kelas 2A, dan menyuruh ketua kelas memimpin kita semua berdoa sebelum memulai pelajaran pertama. Setelah usai berdoa, Bu Asih lantas mengatakan bahwa tidak boleh ada buku di atas meja. Yang ada hanya secarik kertas untuk ulangan. Aku menunggu pembagian soal itu, tetapi tak kunjung datang ke tempat dudukku di pojok belakang. Ternyata, Bu Asih menuliskan soalnya di papan tulis hitam yang untuk menulisnya harus menggunakan kapur tulis.

Aku mulai cemas dan gelisah tak menentu, karena yang kulihat di papan tulis hitam saat itu hanyalah coretan-coretan tak beraturan. Aku tak bisa membacanya. Tak biasanya tulisan Bu Asih terlihat sangat tidak beraturan. Aku bertanya-tanya dalam hati, “Mengapa tulisan di papan tulis itu sangat tidak jelas? Bagaimana aku bisa mengerjakan ulangan dengan cara seperti ini?”. Akhirnya aku mengerjakan ulangan itu dengan jawaban sekenanya saja tanpa tau pasti pertanyaannya. Nilai ulanganku pun pas-pasan, tak sebaik nilai teman-temanku. Hari-hari berikutnya ketika aku duduk di barisan belakang, lagi-lagi tulisan yang kulihat di papan tulis hitam itu sangat tak beraturan, dan tak dapat kubaca. Sejak saat itu nilai-nilaiku di kelas semakin menurun.

Suatu hari di kala aku duduk di barisan paling depan, aku merasa lebih baik dari sebelumnya, karena tulisan Bu Asih terlihat lebih jelas. Ya, terlihat lebih jelas ketika aku duduk di barisan paling depan. Aku sungguh tak mengerti apa yang terjadi dengan penglihatanku. Aku pun menceritakan hal ini kepada kedua orang tuaku. Mereka terkejut dan mengkhawatirkan keadaanku. Ketika ibu dan ayah hanya berbincang berdua, aku tak sengaja mendengar perbincangan itu tanpa sepengetahuan mereka. Yang kucerna dari perbincangan itu adalah, ibu khawatir jika mataku minus, karena hampir semua adik-adik ibuku, yang kerap kupanggil dengan sebutan bule’ dan om, memakai kacamata, termasuk ibuku, karena mengalami rabun jauh, atau dalam bahasa ilmiahnya miopi. Ya, bisa dikatakan bahwa rabun jauh itu penyakit yang menurun. Saat itu aku belum mengerti apa itu mata minus, rabun jauh, atau miopi. Akhirnya ibu mengajakku untuk periksa ke dokter. Aku pun tak menolaknya. Aku bertanya pada ibu, seperti apa pemeriksaan mata, apa yang harus kulakukan ketika diperiksa, dan apakah aku akan merasa kesakitan karena harus disuntik dalam pemeriksaan itu? “Intan nanti harus menyebutkan huruf atau angka yang terpampang di papan tes mata, yang ditunjuk oleh dokter. Intan hanya perlu duduk tegak di sebuah kursi yang berjarak sekitar tiga meter dari papan tes mata, dan memperhatikan huruf atau angka yang ditunjuk oleh dokter, kemudian sebutkanlah huruf itu. Tenang saja, dokter tak akan menyakitimu, nak”, jelas ibuku.

Angin sore bertiup tak terlalu kencang. Namun terasa begitu kencang ketika aku diboncengkan sebuah motor, yang mana pengemudinya adalah ibuku, wanita berhati mulia yang begitu tulus menyayangiku. Aku tak mengerti ke dokter mana kami akan pergi. Yang jelas, di sepanjang perjalanan itu, batinku tak berhenti menghafalkan huruf-huruf yang akan kusebutkan nanti, ketika diperiksa oleh dokter. Ya, aku menghafalkan urutan huruf-huruf yang akan kusebutkan ketika dokter menunjuk beberapa huruf di papan tes mata. Aku terus bergumam, A, C, B, B, N, D, R, F, A, terus, dan terus memikirkan huruf apa yang akan kusebutkan jika aku tak dapat melihatnya dengan jelas. Bisa dibayangkan betapa tegang dan takutnya aku saat itu.

Akhirnya sampai juga kami di sebuah klinik di wilayah Pelabuhan Tegal, dekat dengan kediaman eyangku yang kini telah berpulang ke rahmatullah. Ibu menyuruhku duduk di kursi tunggu berwarna putih yang cukup panjang, sementara ibu mengurus administrasi. Ibu menghampiriku dan menasihatiku agar tidak tegang ketika diperiksa. Nampaknya tak perlu kuceritakan, ibu mengetahui betapa tegang dan risaunya aku kala itu. “Intan Khairunisa!!”, begitu suara yang terdengar dari dalam ruangan itu. Ya, namaku dipanggil. Ini giliranku untuk diperiksa. Ya, giliranku. Ibu menggandeng tanganku dan kami berjalan menuju ruang periksa. Raut wajahku penuh ragu, tegang, risau, dan batinku tak henti menghafal huruf-huruf. Yang kupikirkan saat itu adalah huruf-huruf. Aku semakin tegang, terlebih ketika aku melihat dokter yang akan memeriksaku. Dokternya perempuan, berbadan besar, tak terlalu tinggi, rambutnya sebahu, bergelombang, dan kala itu memakai bando. Pembawaannya begitu menakutkan, membuat mentalku semakin ciut untuk diperiksa. Aku menahan keteganganku itu, diam, dan menggenggam jemari ibuku dengan erat. Ibu menjelaskan keluhanku kepada ibu dokter. Tak lama kemudian, dokter menyuruhku duduk di kursi yang menghadap ke papan tes mata. Ya, pemeriksaan itu pun dimulai. Jantung ini berdegup kencang, tetapi kucoba untuk menenangkan diri dengan menarik nafas panjang. Ya, aku harus yakin, aku pasti bisa! Dokter menunjuk huruf yang paling besar di papan itu, satu baris, dua baris, aku lancar menyebutkan huruf yang ditunjuk dokter. E, D, A, A, C, B, Z, entah apa saja hurufnya, aku tak begitu ingat. Namun, semakin ke bawah, ukuran huruf itu semakin kecil dan aku menyebutkan huruf-huruf itu sekenanya saja, karena semakin kecil ukuran huruf itu, akan semakin sulit untukku mengetahui huraf apa itu. Dokter menggelengkan kepala, karena ketika dokter menunjuk huruf yang semakin kecil, semakin salah aku menyebutkannya. Aku sengaja menyebutkan huruf-huruf kecil itu dengan asal, sesuai dengan yang kuhafalkan di jalan, karena aku tak dapat melihatnya dengan jelas. Aku benar-benar ingin tes mata ini cepat usai. Akhirnya aku katakan pada dokter, “Tidak jelas, dokter!” Ya, aku sudah tidak tahan dengan ketidakjelasan itu, ingin beranjak dari kursi itu, dan berharap pemeriksaan itu segera berakhir.

Pemeriksaan itu pun usai dan ibuku langsung bertanya pada dokter,

“Bagaimana, dokter? Apa yang terjadi dengan penglihatan anak saya?”

”Sepertinya putri ibu mengalami rabun jauh, tetapi masih dalam observasi. Saya belum begitu yakin karena anak sekecil ini sudah tak dapat melihat huruf-huruf kecil dari jarak jauh. Untuk sementara, saya beri resep, nanti obatnya jangan lupa diminum ya, dek Intan, ya.. Kalau obatnya sudah habis, nanti kontrol lagi kesini,” jawab dokter.

“Baik, dokter. Kalau begitu terima kasih,” sahut ibu.

Aku dan ibu keluar dari ruang periksa dan menuju apotek di klinik itu untuk menebus obat. Lagi, aku duduk di kursi panjang berwarna putih. Ibu menghampiriku dan menatapku. Tatapannya berbeda, tak seperti biasanya. Wajah ibu tampak sayu. Boleh jadi ibu sedih mendengar pernyataan dokter tadi. Tak lama kemudian, namaku dipanggil oleh petugas apotek. Ya, obatnya telah siap dibawa pulang.

Hari demi hari, ibuku selalu mengingatkanku untuk minum obat. Ibu terlebih dahulu harus menghaluskan obat-obat itu agar aku mau meminumnya. Ya, bagiku memang sulit untuk menelan obat tanpa dihaluskan terlebih dahulu. Meski pahit getirnya obat begitu terasa, tak mengapa bagiku. Yang terpenting adalah obat itu dapat kucerna, dan aku bisa sembuh. Di sekolah, aku memilih untuk terus duduk di barisan depan agar bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Beruntung, teman-temanku mengizinkan.

Sekitar satu minggu kemudian, aku periksa lagi ke dokter yang sama, dan di klinik yang sama pula. Tentunya bersama ibu, wanita tangguh, yang rela bertaruh nyawa demi kehadiranku di muka bumi. Kali ini aku tidak tegang. Mungkin belajar dari pengalamanku saat kali pertamaku periksa mata. Ibu dokter pun tak seseram yang kubayangkan. Ya, meski penampilannya begitu menakutkan, tetapi ibu dokter begitu baik hati. Aku kembali menyebutkan huruf-huruf di papan tes mata itu, yang ditunjuk oleh dokter. Kali ini aku hanya menyebut huruf-huruf yang dapat kulihat dengan jelas. Jika huruf itu tidak jelas, kukatakan tidak jelas. Pemeriksaan pun selesai. Ibu dokter tak berkata banyak. Beliau memberi resep lagi, dan memberi surat rujukan agar aku bisa diperiksa di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tegal, karena peralatan di klinik itu tak begitu lengkap. Ya, dokter mengatakan bahwa aku harus diperiksa di rumah sakit. Batinku bertanya-tanya. Rumah sakit?? Benarkah?? Ya, rumah sakit, tempat yang hingga kini aku takuti, entah karena apa. Yang jelas, aku takut dengan suara yang ditimbulkan oleh roda yang berjalan di rumah sakit, entah itu bangsal, dorongan pembawa peralatan periksa, kursi roda, atau dorongan pengantar makanan. Aku tak kuasa membayangkan suara-suara itu. Entahlah, bagiku, itu menakutkan.

Aku masih harus meminum obat resep dokter dan secepatnya harus diperiksa di rumah sakit. Beberapa hari kemudian, ibuku mengajakku untuk periksa mata di rumah sakit. Ya, meski ragu, aku tak menolak ajakan ibu, karena itu pun perintah dokter, dan demi kebaikanku. Kali ini berbeda, dari mulai mengurus administrasi hingga menebus obat, kita harus mengantre lebih lama. Kursi-kursi putih yang panjang terlihat ramai diduduki orang-orang yang menunggu namanya dipanggil dari ruang periksa. Jika saat itu aku merasa takut, mungkin bukan takut akan diperiksa, tetapi takut kalau sampai mendengar suara-suara roda itu.

“Intan Khairunisa!!” Setelah cukup lama menunggu, namaku terdengar dari ruang periksa. Ya, aku siap diperiksa. Kulihat dua papan tes mata yang berisi huruf dan angka. Kali ini ada lebih dari satu orang yang mengenakan pakaian putih-putih di ruangan itu. Aku tak mengerti apakah mereka semua dokter atau ada di antara mereka yang menjadi suster. Entahlah. Ibuku menceritakan keluhanku kepada orang-orang yang mengenakan pakaian putih-putih itu. Aku dipersilakan duduk di kursi yang dibelakangnya ada sekumpulan kaca berbentuk lingkaran yang diletakkan dalam boks yang bentuknya tak jauh berbeda dengan koper. Aku tak mengerti untuk apa kaca berbentuk lingkaran sebanyak itu. Aku menepis keingintahuanku. Pemeriksaan dimulai. Satu per satu, kusebutkan huruf-huruf yang ditunjuk oleh dokter. E, Z, A, D, F, C, dan semakin ke bawah, huruf-huruf itu terlihat semakin tak beraturan. Jika tidak terlihat jelas, kukatakan tidak jelas. Hingga akhirnya aku dipakaikan frame kacamata yang tak ada kacanya. Kemudian satu per satu kaca berbentuk lingkaran itu dicoba, dimasukkan ke frame besar yang kupakai, apakah aku bisa melihat jelas dengan bantuan kaca-kaca itu ataukah tidak. Semakin tebal kaca itu, aku semakin dapat melihat dengan jelas. Dokter yang ada di depan terus menunjuk huruf dan angka secara acak, sementara seorang dokter yang lain terus mengganti lensa yang tepat hingga aku dapat melihat huruf dan angka itu dengan jelas. Ya, ternyata yang kukira kaca-kaca berbentuk lingkaran itu bukan kaca biasa, melainkan lensa. Maklum saja, waktu itu usiaku belum genap delapan tahun, sehingga aku belum mengetahuinya. Semua huruf yang kecil dapat kusebutkan dengan benar, tentu saja dengan bantuan lensa yang cukup tebal. Dokter menyuruhku berjalan dengan tetap mengenakan kacamata periksa itu. Dokter menanyakan apakah aku pusing jika harus berjalan dengan menggunakan kacamata atau tidak. Kukatakan tidak, karena memang aku tak merasa pusing melihat dengan bantuan kacamata itu. Dokter mengangguk. Tes mata pun usai.

Kemudian dokter meletakkan penggaris mika yang lepek dan berwarna kuning – yang tak jarang digunakan untuk mainan teman laki-lakiku dengan menggosokkan penggaris itu ke rambut mereka dan ketika potongan kertas kecil didekatkan, maka akan tertarik dan menempel di penggaris itu – di bawah bola mataku, dan menyuruhku berjalan dengan tetap melihat penggaris lepek itu, entah apa maksudnya, hingga kini aku tak mengerti. Pemeriksaan pun berakhir. Dokter mengatakan bahwa mata kananku minus 6,5 dan mata kiriku minus 4,5. Sontak, ibu tercengang mendengar pernyataan dokter. Ya, ibu nyaris tak percaya mataku langsung minus sebanyak itu. Aku tak mengerti apa maksud dari minus itu, apakah sakitku sudah amat parah, dan apa yang harus kulakukan, aku tak mengerti. Aku hanya diam membisu. Diam seribu bahasa. Menatap ibu. Tak sepatah kata pun terucap dari bibirku. Hati kecilku bergetar, dan bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi denganku? Mengapa ibu terlihat begitu terpukul dengan pernyataan dokter? Dokter mengatakan bahwa aku harus segera memakai kacamata jika ingin dapat melihat dengan jelas. Kacamata itu, kelak harus selalu kupakai, kecuali pada saat-saat tertentu, yaitu ketika berwudhu, sholat, tidur, dan mandi. Ya, aku HARUS MEMAKAI KACAMATA.

……………………………………………….

Cara Root Polytron PW1100s

Sebenernya udah lama pengen nulis ini, apa daya kemaren otak diperas untuk kepentingan masa depan 😀
bicara tentang root, Apa itu Root? Fungsi root Android adalah untuk memberikan akses penuh ke file sistem Android, jika pada Windows, root hampir sama seperti fungsi administrator.
Pengembang sistem operasi Android sengaja membatasi akses ke sistem file Android agar pengguna tidak “merusak” sistem, misalnya akibat tidak sengaja menghapus file penting yang berguna untuk menjalankan sistem operasi secara keseluruhan atau akibat aplikasi pihak ketiga.
Nahh, untuk nge-root smartphone Polytron PW1100s saya menggunakan software “SUPER ONE CLICK 2.3.3”. Lohh, kok pake 2.3.3 sih?? kan PW1100s udah android 2.3.6. jawabnya saya tidak tahu, hehehe.
soalnya setelah browsing2 ternyata SUPER ONE CLICK 2.3.3 ini banyak bekerja di beberapa android 2.3.6.
lalu saya coba dan alhamdulillah berhasil rooted.

Peringatan! Root handphone Android pada dasarnya cukup aman untuk dilakukan, namun proses ini dikatakan dapat menghanguskan garansi dan karena satu atau lain hal, kesalahan bisa saja terjadi pada saat proses root yang menyebabkan handphone brick atau mati total, walau hal ini sangat jarang terjadi.
Saya tidak bertanggung jawab atas segala resiko atau kerusakan yang mungkin terjadi akibat poses root yang Anda lakukan.

Catatan: Bila ponsel menjadi rusak setelah dilakukan root, sebenarnya kemungkinan besar bukan diakibatkan proses root itu sendiri, namun akibat dari ponsel tersebut yang sebelumnya bermasalah.
Oleh karena itu, jika Anda baru membeli ponsel Android, disarankan jangan langsung di root, gunakanlah beberapa saat terlebih dahulu untuk memastikan handphone Anda berada dalam kondisi prima tanpa kerusakan.

Oke, lanjut ke proses root-nya kira2 begini :
Persiapan:

  1. Unduh aplikasi SuperOneClick. Anda dapat mendownloadnya di 4shared.
  2. Bila Komputer Anda menggunakan sistem operasi Windows XP, maka pada komputer Anda harus sudah terinstall Microsoft .NET Framework v2.0+ terlebih dahulu. Jika Anda adalah pengguna Windows Vista atau Windows 7, maka hal ini tidak perlu dilakukan (sudah terinstall).
  3. Sebaiknya baterai handphone dalam kondisi terisi 70% keatas
  4. LEPASKAN SD card atau memory card terlebih dahulu.

Catatan: Proses root tidak akan menghapus data-data pada telepon, namun kami sarankan untuk memback up data-data yang penting terlebih dahulu.

Langkah-langkah root smartphone Polytron PW1100s:

  1. Anda harus mengatur ponsel Android ke mode Debugging dengan cara masuk ke Settings (Pengaturan) > Applications (Aplikasi) > Development (Pengembangan) > centang USB debugging (Men-debug USB)
  2. Hubungkan handphone Android Anda ke computer menggunakan kabel USB. Tunggu hingga handphone Anda terdeteksi di komputer dan pada bagian notification panel ponsel muncul indikator USB debugging mode aktif (ditandai dengan gambar tanda seru di dalam segitiga)
  3. Ekstrak file SuperOneClick.zip menggunakan WinZip, WinRAR, 7-Zip, atau IZArc.
  4. Jalankan aplikasi SuperOneClick.exe. Bila Anda adalah pengguna Windows 7 atau Vista, jalankan program dengan cara klik kanan mouse, lalu pilih “Run as administrator”

Cara Root Android Menggunakan SuperOneClick

  1. Klik Root
  2. Tunggu hingga proses selesai (hanya memakan waktu beberapa menit)
  3. Jika muncul notifikasi “Root files have been installed! Would you run a test?” Silahkan di klik Yes
    Proses telah selesai :) Silahkan restart HP Android Anda.
    Untuk mengembalikan ke kondisi awal, Anda cukup mengklik Unroot. Jika ini dilakukan + factory reset, otomatis garansi HP Anda berlaku kembali :)
Indikasi bahwa proses Rooting sudah berhasil adalah Anda akan menemukan aplikasi baru bernama Superuser. Jika Anda tidak dapat menemukan aplikasi Superuser, coba restart HP terlebih dahulu. Aplikasi ini berguna untuk mengontrol aplikasi yang membutuhkan akses root.
Dengan aplikasi ini anda dapat “mengijinkan” atau “tidak mengijinkan” aplikasi lainnya untuk mendapat hak masuk ke sistem Android. Setiap ada aplikasi yang meminta akses root akan di informasikan oleh Superuser, untuk mengijinkan Anda harus mengklik “Allow”.
saya sendiri udah mencoba dan berhasil 🙂

Pengalaman dengan Garmin Etrex Vista C

GPS ini hanya dapat menampung data waypoint sebanyak 500 titik. Untuk menandai suatu lokasi digunakan fitur “mark place” pada menu untuk merubah nama waypoint klik pada name kemudian ketik namanya dengan menggunakan joy stick untuk mengatahkan dan menamai.

Dan untuk melihat list titik yang telah di-mark dapat dilihat pada Find Waypoint pada group menu.
Untuk transfer data GPS ini menggunakan port mini USB. Dan supaya dapat terdeteksi oleh komputer dengan operating sistem windows XP maka perlu menggunakan driver yang dapat diunduh di :
http://www8.garmin.com/software/USBDrivers_231.exe
setelah diunduh dan di install maka GPS baru dapat di deteksi oleh komputer.
Untuk mengunduh data dari GPS dapat langsung dengan google earth atau bisa juga dengan aplikasi EasyGPS yang dapat di unduh di :
http://download.easygps.com/SetupEasyGPS.exe
perbedaan antara download dengan easyGPS dan google earth adalah pada format filenya. Jika menggunakan easyGPS filenya berekstensi *.gpx, sedangkan kalau diunduh dengan menggunakan google earth maka filenya berekstansi *.kml atau *.kmz.

REVIEW DAN CARA MASUK RECOVERY MODE POLYTRON PW1100S

Bismillah,

Polytron pw1100s adalah hp android (2.3.6) baru keluaran polytron alias perusahaan elektronik indonesia. sebenarnya produk ini adalah re-branding dari handphone china yaitu Tinno s8030.
hal pertama yang saya lakukan setelah beli HP dengan harga Rp.890rb ini adalah beli MicroSD 16GB class10 karena dari polytron sendiri hp ini gak dapet memory eksternal, setelah itu saya memback up semua contact yang ada di hp lama saya yaitu SE k530i, cukup mudah karena di HP SE k530i ada fitur send all contact via bluetooth.
setelah itu saya coba mengirim beberapa lagu, dan WOW, merdu banget suaranya, ada fitur SRS alias suround sound pokoknya suaranya engga kalah sama Sony dan nokia ekxpres music 🙂
dari segi kamera gambar kalah bagus dari hp saya yang sebelumnya yaitu k530i. meskipun resolusinya sama yaitu 2Mpx (di tulisan casing HP, padahal mah resolusi aslinya 3,2MPx, hhee:-) ). Gambar kurang kontras dan agak gelap, tapi ya cukup lumayan. ada kamera depannya 1,3Mpx.
A-GPS cukup oke, hanya saja belum saya aplikasikan untuk GPS tanpa HSDPA yang biasanya pake applikasi Ndrive.
Touch screen yang multi touch cukup responsif, dengan layar 3,5inch cukup susah dipegang karena biasa pakai hp kecil 😀
G-sensornya tidak full bekerja, untuk tampilan Home dan menu jika di miringkan landscape tidak mau miring (landscape), tapi untuk aplikasi2nya dapat di landscape-kan. Tapi setelah pakai Launcher ADW baru bisa kebolak-balik 🙂
Double SIM card, tapi hanya SIM 1 yang bisa HSDPA (3G), SIM2 hanya bisa GPRS.
Dipakai untuk telpon suara sangat empuk, udah gitu suara kita juga terdengar merdu oleh lawan bicara kita.
RadioFM bekerja cukup baik.
yang saya masih penasar-kan adalah CPU dari hp ini, karena di tabloid pulsa tidak terpampang dan tentunya di majalah2
yang lain juga gak ada infonya, bahkan dari websitenya tinno mobile dan polytron juga gak ada review spesifikasinya…
bahkan saya sudah menggunakan applikasi dari market untuk lihat spesifikasi prosesor juga malah aneh, soalnya proserornya tertulis CPU : UNKNOWN :S tapi dari performa yang saya rasakan, rasa2nya hp ini pakai CPU antara 800-1000MHz, waAllahu Alam 😀


CARA MASUK RECOVERY MODE POLYTRON PW1100S
Bingung karena gak ada forum yang membahas tentang hp baru ini maka tangan jahilku coba mencet2 tombol yang ada, ternyat cukup mudah untuk masuk RECOVERY MODE PW1100s yaitu dengan menekan tombol volume up(+) & Volume down(-) & tombol power secara bersamaan. kemudaian nanti ada pilihan:
-volume up : recovery mode
-volume down : factory reset
tentunya pilih yang atas donk….
selanjutnya saya mau coba iseng2 nge-ROOT this fvcking android phone. ini karena kantor tempat saya bekerja menggunakan proxy, jadi perlu jadi root agar semua aplikasi yang membutuhkan internet dapat dijalankan dan mendapat asupan internet dari proxy.
sampai jumpa di tulisan selanjutnya…
BACA JUGA..!!!
CARA ROOT POLYTRON PW1100S

satu gambar berarti seribu kata

Yup, seperti yang kita tahu, bahwa sebuah gambar bisa mengandung beratus makna dan beribu kata. Ini tentunya jika yang berpendapat pada gambar itu lebih dari seorang, hhee. Yup, hal ini karena lain orang beda juga pandangnnya… sehingga kadang kita dapat menilai sifat seseorang dari caranya menilai sesuatu…

GSM RTU SMS Alert Gateway

 

Sebelum menjelaskan tentang prinsip kerja GSM RTU ini, Saya akan menjelaskan tentang spesifikasi dari perangkat GSM RTU terlebih dahulu sebagai berikut.

1. Perangkat

Pada pembelian satu paket GSM RTU 5011 akan mendapatkan standart pack components (Gambar 3.18) yang terdiri atas :

  1. GSM RTU 5011,
  2. kabel port serial RS232,
  3. adaptor AC 12volt,
  4. antena GSM,
  5. CD driver dan buku manual.

2. Fitur

GSM RTU 5011 memiliki fitur antara lain :

  1. delapan masukan digital,
  2. delapan keluaran relay drivable (12V-24V), dengan arus listrik kurang dari 0,2A,
  3. empat input analog 0-53mA dengan tingkat presisi 10 ,
  4. kinerja handal dengan builtin double watchdog,
  5. laporan otomatis kondisi perangkat melalui SMS setiap interval 24 jam,
  6. alarm kondisi yang dapat ditetapkan pengguna (normally close atau open), alarm dan pemberitahuan pesan SMS untuk masing-masing alarm point dan mendukung output drive relay,
  7. dapat diprogram maksimal 10 nomor telepon selular,
  8. mendukung monitoring suara,
  9. terdapat sensor suhu (opsional),
  10. tersedia untuk baterai internal dan menyediakan daya untuk alarm cut off (opsional),
  11. konfigurasi dapat dilakukan melalui port COM (RS232).

2. parameter GSM RTU 5011

GSM RTU memiliki nilai-nilai parameter seperti tercantum di bawah ini :

 

Parameter Item

Referensi Jangkauan

Catu daya DC

6-28V DC (adaptor standar : DC12V/1,5A)

Konsumsi power

input 12V Max. 50mA/ rata-rata 50mA

Range Frekuensi

frekuensi dual 900/1800 atau 900/1800/850/1900

Kartu SIM

mendukung kartu SIM 3V

Antena

antarmuka antena SMA 50 ohm

Serial

RS232

Range temperatur

-10 s.d +70

Kelembaban lingkungan

kelembaban relatif 95%

Keluaran tegangan drive

sama dengan tegangan input DC

Keluaran daya drive

Drive Voltage 35V, drive current 200mA

On state input current

Max. 0,33mA

Sinyal input

Dry contact

Dimensi fisik

130x80x25mm

Berat

300 g

 

C. Antarmuka GSM RTU 5011

Sebagai piranti kendali, tentunya GSM RTU 5011 mempunyai beberapa antarmuka dengan piranti yang akan dikendalikannya. Gambar di bawah ini adalah antarmuka dari GSM RTU 5011.

Untuk connector (gambar 3.16 (B) dan gambar 3.20) mempunyai 28 lubang yang terdiri atas :

1.      delapan masukan digital,

2.      delapan keluaran relay drivable (12V-24V), dengan arus listrik kurang dari 0,2A,

3.      empat input analog 0-53mA dengan tingkat presisi 10,

4.      satu lubang untuk input DC 9-28V,

5.      dua lubang RS232 (RXD dan TXD),

6.      lima lubang ground (GND).

Semangat #46 (bukan ’45)

Mungkin, bagi sebagian FansNewbie_Ducati_JB_Rossi ada hal-hal yang jadi tanda tanya… Masih bisakah Rossi berprestasi di kala usia tak lagi muda? Hmm… it’s okay! Usia tak bisa bohong, ups, rasa tak bisa bohong …

Salah satu kekhawatiran tersebut pernah diungkapkan bro Queens, yang isinya seperti ini :

Mungkin kekhawatiran fans Rossi yang lain, ada yang bilang kalo usia nya sudah ga muda, mereka pada nanya apa mungkin rossi “masih bisa” sedangkan usia juga memburunya?

Berikut jawaban dari Srondol, untuk mempertahankan bara ngepet 46 :

  1. Maksud dr sulit membuat motor berdiri saat sakit bahu ataupun lengan pasti diketahui biker2 yg sering kena macet/pulang kampung… Apalagi yg sering nyemplak motorcross… Yg paling murah bisa pakai RX-King… Pake gigi satu… Tekan kopling setengah trus gas kenceng… Pasti roda naik dan dijamin lengan sampai bahu akan tegang… Dgn motogp yg beratnya >150kg, ngangkat motor butuh kekuatan lengan dan bahu… Jadi kalau rossi sudah kehabisan tenaga?? Gak bakal ambil resiko angkat motor.. apalagi cuman posisi 7?? Artinya rossi sangat gembira dgn kondisinya… BUKAN POSISI-nya… Skali lagi, BUKAN POSISI-nya…
  2. Masalah usia.. betul sekali sangat berpengaruh.. tapi untuk seorang legenda? motivasi bisa mengalahkan usia… saya akan lebay utk cerita2 legenda2 dunia olahraga yg mana layak dibandingkan dengan sang legenda motoGP… dan sy pilih yg tdk doyan mabuk dan sukses memotivasi diri utk juara dlm waktu lama… mudah2an beberapa ada yg kenal.. atau di googling saja..hehehehe..
  3. M.Doohan lahir 4 Juni 1965, patah kaki thn 1992/1993.. dan mulai juara thn 1994 dgn kondisi cacat. kalau dihitung umur… thn 1998 Doohan juara ke-5X pada usia 33thn (skrg rossi 32).. hanya patah kaki kedua (1999) yg menghentikan Doohan dr GP500cc.
  4. G Agostini… lahir 16 Juni 1942.. terakhir juara thn 1975 (33thn) dgn Yamaha, setelah 2 tahun puasa gelar.
  5. M. Schumi.. lahir 3 Januari 1969 … juara ke 7x F1 thn 2004 (usia 35thn).. sayang dia berhenti.. jadi motivasinya sdh tdk oke skrg…
  6. Lance Armstrong.. lahir 18 sept 1971.. juara 7x Tour de France thn 2005 (34th).. & hebatnya bisa juara 3 th 2009. TdF butuh fisik diatas pembalap motoGP/F1… & luar biasanya… dia juara setelah sembuh dr kanker testis..
  7. Del Piero 9 Nov 1974 (36th) msh main JUVE, maldini 26 juni 1968 (Milan 1985-2009) pensiun 41th, G Bergomi 22 des 1963 (Inter 1979-1999)… adl 3 dr sedikit pemain bola hebat(selain kiper) yg bisa tahan diatas usia 35 th dgn prestasi yg bertahun2 berada diatas… dan sering juga dibawah….
  8. Kobe Bryant 23 agustus 1978 (Laker 1996-now)… sdh bertahun2 berada diatas dan sering jatuh juga.. dlm usia 33thn (2011) jd MVP All Star…
  9. Martina Navratilova 18 Oktober 1956 ..Super juara.. terakhir juara ganda campuran as terbuka 2006 (usia 50thn)
  10. masih byk legenda2 Tinju, Athletik, Renang, yg masih bisa juara saat usia sdh “dianggap” mati karir… (Holyfield, Hopkins, Foreman..)
  11. Apakah Rossi bisa disamakan? YA BISA… Rossi sdh berada di level top dr thn 1997 (juara 125cc).. sdh 13 thn berada dalam level tinggi… pernah jatuh juga..
  12. MOTIVASI A.K.A SEMANGAT A.K.A KELAINAN FISIK (KELEBIHAN) YG JAUH DIATAS YG LAIN YG MEMBUAT MEREKA SEMUA.. BERTAHUN2 BERADA DIATAS.. mereka semua punya lawan2 yg hebat selama karirnya… termasuk Rossi..
    SEMOGA ANGKAT MOTOR ADL TANDA MOTIVASI BIN PEDE ROSSI… SHG NYALInya LEBIH KUAT..  ingat valencia 2006? saat rossi jatuh dan hilang gelarnya (5 point dr hayden).. rossi jatuh tapi bisa bangun.. ada diurutan 16… dan akhirnya cuman finish urutan 13.. tapi semangat, motivasi binti harahap eh harapan.. yg mendarah daging yg membuat rossi tdk pernah kehilangan muka alias rasa malu… thn 2010 di sachsenring Jerman berani balap dgn resiko lebih parah??? bahkan bisa duel di Jepang dgn JoLor?? sy sih yakin… di jerez rossi akan ambil resiko shg Estoril sdh bisa duel.. estoril rossi 80% ducati 90%..
  13. Saya post sekali lagi… dr. costa bilang 9 thn lalu rossi punya debar jantung yg luar biasa… saat duel super dg biaggi… Rossi hanya 125X/menit vs biaggi 170X/ menit…. biaggi sudah mau copot jantung… Rossi masih nyantai… ini dibuat jauh sebelum rossi jadi legenda MotoGP… baru juara 1x500cc…. artinya.. dokumenter ini adalah “RAMALAN DOCTOR COSTA TENTANG SUPERNYA ROSSI”
  14. Jeremy Burgess khususnya dan seluruh mekanik rossi pada umumnya, adl orang2 yg selalu bersama rossi lebih dari 5thn.. kenapa masih mau ikut “PAK TUA”?? karena mereka yakin akan kemampuan PAK TUA… Apakah mereka mau mempertaruhkan karir mereka “DEMI KEKONYOLAN”???? rossi jeblok mereka diketawain!!!! nyatanya mereka lebih bangga mendampingi Pak Tua yg siap melwati Agostini di MotoGP… bangga kan jadi dayang2 9x juara kelas premier MotoGP?? atau lebih?
  15. INI SIH LEBAY NYA SAYA… HEHEHEHE… JB tahu stoner+Pedro+JoLor tidak bisa setting…. JB bilang yamaha sdh 100% kalau tdk upgrade mesin… lorenzo juga sdh 100%… jadi kondisi saat ini, yamaha msh menikmati sisa2 setting rossi+JB (3x Triple Crown Juara).. dan mungkin hanya oke utk 4seri balap saja, setelahnya akan kedodoran dr honda yg saat ini masih 80%… dan akan mentok diangka 85%…. namanya pedro bin stoner…setting motor yach cuman segitu… lihat kan di qatar?? kaki duo repsol masih turun ala rossi.. (bedanya.. rossi tutun kaki kalau motor sdh 100% dan rossi 120%.. makanya sering dibilang ROSSI lebih CEPAT dari yamaha)..
  16. rossi adl konsultan bridgestone (krn kasus 2008), Domenicali minta rossi jd konsultan ducati (include wsbk), semua yg ngaji rossi masih percaya sama PAK TUA… KALAU PAK TUA SDH MEMBERIKAN INSTRUKSI SECARA DETAIL… ITU SEPERTI MINTA PASANG SUSPENSINYA BAUTNYA HRS 4, TEMPAT DUDUK 40CM, HANDLE TEKUK 30DERAJAT.. ETC.. BUKAN KAYAK JOLOR… minta motor cepat? minta suspensi lebih keras? kurva torsi yg stabil? caranya… urusan mekanik yamaha dong, gue kan cuman mbalap??? hahahaahahaha… SETINGAN TAHUN LALU ADL JURUS JOLOR…
  17. Ssssttt… saat Ngepet di yamaha yg lemot dapet 4juara n motor super lho…. Sekarang Ngepet di Ducati yg Super kuenceng… api lentera-nya diambil dari sumber api abadi gunung Olympus Lho.. sy tiup2 sendiri biar mati trus rossi ilang… Gak Bisa lho!!! rossinya masih kuat digebukin..

HUAHAHAHAHAHAHAHAHA… MASIH GAK PERCAYA???… HUAHAHAHAHAHAA….

Dikutip dari JAMU SRONDOL di forum fansnewbe ducatiJBrossi

46|58

==============================================
No POIN Pembalap
1 350 Casey Stoner
2 260 Jorge Lorenzo
3 228 Andrea Dovizioso
4 219 Dani Pedrosa
5 176 Ben Spies
6 139 Valentino Rossi
7 139 Marco Simoncelli

8 132 Nicky Hayden
9 109 Colin Edwards
10 98 Hiroshi Aoyama
11 82 Hector Barbera
12 70 Cal Crutchlow
13 67 Alvaro Bautista
*14 64 Karel Abraham
*15 61 Toni Elias
*16 49 Randy de Puniet
*17 43 Loris Capirossi
*18 10 Katsuyuki Nakasuga
*19 9 Josh Hayes
===============================================

Sesuatu yang disengajakah sehingga poin SuperSic dan V.Rossi bisa menjadi sama???
Sesuatu yang disengajakah sehingga tahun lalu jumlah kemenangan (podium 1) V.Rossi bersama Yamaha berjumlah 46???

Terlepas inkonsistensi Tim Ducati tahun ini, tapi paling nggak beserta Ducati, V.Rossi sudah membuat kenangan manis, sehingga entah disengaja atau tidak dia dapat berdiri sejajar dengan SUperSic.
Mari kita tunggu aksi2 menariknya lagi tahun depan.

 

dikutip dari : fansnewbie-ducati-jb-rossi

Full Version of VR46 motoGP until February 2012

DUCATI PERTAMINA LIVERY

PERTAMINA perusahaan minyak dan gas raksasa dari Indonesia kemarin di SEPANG International Sircuit telah menandatangani sponsorship bersama pihak DUCATI Rossi, dan logo pertamina ini akan menjadi SPECIAL LIVERY Ducati Marlboro Team yang akan dipakai saat Race di MUGELO, LAGUNA SECA, dan SEPANG…

huahahahahahha :joget02: , iseng2 ngedit Gan, jadinya malah kek gitu…. :kabur01: